Kamis, 12 April 2012

Seonggok Makhluk yang Hina


ya inilah seonggok makhluk yang hina,
tidak, tidak, bukan itu
sangat amat hina
iya, iya, itu baru aku.

Seperti hal nya perkataan Taufiq El Hakim dalam cerpennya yang berjudul di Tahun Sejuta Masehi, "orang pada jaman itu, sudah tak mengenali hari kemarin ataupun hari besok, ya, mereka hanya mengenali hari sekarang, sekarang saja, mereka eksis, selalu survive,".
Aku pun punya perkataan sendiri layaknya Taufiq El Hakim, "aku yang sedang berada di jaman ini hanya mengenali hari kemarin, sekarang, dan besok sebagai hari dimana aku hanya bisa berkata bahwa aku adalah seonggok makhluk yang hina"

Di luar, orang-orang memiliki pekerjaan-aktifitas rutin, mempunyai perusahaan, menjadi guru, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Tidak untuk aku, tidak sama sekali, aku hanya menghabiskan, menghitung sisa-sisa umurku dalam kungkungan kehinaan ku, kehinaan yang tanpa ujung, kehinaan yang selalu merayap di tubuhku,di jiwaku bagaikan ledakan bom nuklir yang menghanguskan apa yang ditemuinya, layaknya sang harimau buas yang menerka, mencabik-cabik lalu melahap mangsanya, layaknya aku, aku yang masuk ke dalam semu-semu kehinaan, kepasrahan tiada ujungnya.